Minggu, 01 Desember 2013

model penelitian difusi inovasi



MODEL PENELITIAN DIFUSI INFORMASI
(Disadur dari: Rakhmat, Jalaluddin. 1984. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)
Konseptualisasi. “Penelitian difusi adalah satu jenis penelitian komunikas yang khas, tetapi penelitian ini dimulai di luar bidang komunikasi,” begitu ujar Rogers (1978:207) ketika ia membicarakan keadaan penelitian difusi dewasa ini. Memang, penelitian difusi informasi berasal dari sosiologi. Rogers, tokoh difusi yang kemudian menjadi peneliti komunikasi, membuat desertasinya dalam sosiologi pedesaan. Tidak mengherankan bila terjadi aneka ragam tradisi penelitian difusi dengan fokus penelitian yang berlainan juga. Difusi itu sendiri telah didefinisikan bermacam-macam (Lihat Naroll, 1964; Katz, 1965:28; Rogers dan Shoemaker, 1979:18-38; Graber, 1976:44-45).
Tetapi ada satu asumsi yang mengikat semua penelitian difusi. Difusi adalah suatu proses komunikasi yang menetapkan titik-titik tertentu dalam penyebaran informasi melalui ruang dan waktu dari satu agen ke agen yang lain. Menurut Savage (1981:103)
“We may define diffusion as the adoption of communicable element symbolic or artifactual, over time by decision-making entities linked to some originating source by channels of communication within some sociocultural systems.”
Salah satu saluran komunikasi yang penting adalah media massa. Karena itu, model difusi mengasumsikan bahwa media massa mempunyai efek yang berbeda-beda pada titik-titik yang berlainan, mulai dari menimbulkan tahu sampai mempengaruhi adopsi atau rejeksi (penerimaan atau penolakkan).
Operasionalisasi. Sesuai dengan model terdahulu, model difusi dapat dinyatakan seperti pada gambar berikut

Description: http://2.bp.blogspot.com/_c5BPfETZYf8/S57VaR64pNI/AAAAAAAAACQ/0kAPZQJ4c3M/s400/image001.gif
Dengan menggunakan model ini, peneliti meneliti bagaimana inovasi atau informasi baru tersebar pada unit-unit adopsi (penerima inovasi). Inovasi berupa berita, peristiwa, pesan-pesan politik, gagasan baru dan sebagainya. Sejauh mana media atau saluran interpersonal mempengaruhi efek difusi ditentukan oleh variabel antara, yang dalam model ini disebut antaseden. Variabel penerima yang antara lain meliputi data demografis dan variabel sosiopsikologis sudah dibicarakan pada model terdahulu.
Dimensi inovasi menunjukkan faedah relatif, kontabilitas, kompleksitas dan lain-lain. Faedah relatif menunjukkan tingkat kelebihan inovasi dibandingkan dengan gagasan lain yang mendahuluinya. Kontabilitas (compability) adalah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai-nilai yang ada. Kompleksitas berarti tingkat kesukaran untuk memahami atau menggunakan inovasi. Dimensi-dimensi yang lain dibicarakan Rogers dan Shoemaker (1971), dan secara terinci oleh Lin dan Zaltman (1978:93-115).
Variabel media sudah dijelaskan pada model sebelumnya. Variabel efek diskusi dapat berupa temporal, spasial, struktural, dan fasal. Istilah temporal menunjukkan pola adopsi gagasan-gagasan baru dalam jangka waktu. Ini biasanya digambarkan dengan kurva S: dimulai dengan jumlah kecil adopter, sejumlah besar adopter ditengah-tengah, dan sejumlah kecil lagi di belakang. Istilah spasial menunjukkan keteraturan tertentu dalam pola spasial distribusi inovasi. Misalnya, inovasi itu mula-mula dikenal di pusat, kemudian ke daerah-daerah yang berdekatan, selanjutnya ke daerah-daerah yang jauh. Istilah struktur menunjukkan penyebaran informasi melalui struktur-struktur komunikasi: bisa jadi dua tahap (two-step) atau banyak tahap (multi-step). Istilah terakhir fasal menhacu pada fase-fase dalam proses adopsi; yang terkenal ada lima fase: pengenalan, informasi, evaluasi, percobaan, dan keputusan (Bohlen, 1977).
Observasi. Laporan agak lengkap tentang studi difusi inovasi yang pernah dilakukan dapat dilihat pada Rogers dan Shoemaker (1971). Di sini hanya dikemukakan dua contoh saja: the Hybird Seed Corn dan the Saucio Study.
The Hybird Seed Corn adalah penelitian difusi yang paling pertama dan paling terkenal. Penelitian ini dilakukan Ryn dan Gross utnuk mengetahui difusi jenis jagung yang baru (dikenal sebagai hybird seed corn) pada dua masyarakat lowa tahun 1941. Dari 259 reponden diketahui hanya dua orang saja yang belum menanam hybird seed corn pada saat penelitian berlangsung. Ditemukan juga kenyataan bahwa responden mulai menanam jenis jagung ini setelah mendengar tentang itu lima tahun sebelumnya. Di antara penemuan-penemuan yang lain dari studi ini ialah (1) adopter awal lebih lama memerlukan waktu untuk mengambil keputusan dari adopter akhir; (2) media massa dan sumber-sumber interpersonal efektif dalam menyampaikan informasi tetapi sumber-sumber interpersonal yang dekat amat efektif dalam mengubah tingkah laku; (3) kurva adopsi menyimpang dari distribusi normal.
The Saucio Stduy adalah penelitian yang pertama kali menerapkan metode penelitian difusi Amerika pada negara berkembang. Deutschman dan Fals Borda melakukan penelitian adopsi enam macam cara bertani di Saucio, sebuah desa di Columbia. Dari 79 petani lokal, 71 orang diwawancara untuk mengetahui sejarah adopsi keenam cara bertani yang ditanyakan. Indeks perilaku inovatif dibuat dengan menggunakan analisis Guttman. Diantara penemuan penelitian ini ialaha: (1) sumber-sumber interpersonal adalah yang paling efektif untuk menyebarkan informasi dan pengaruh – hanya 17% menyebutkan media massa sebagai sumber informasi; (2) sejumlah besar petani memutuskan melakukan adopsi (penerimaan cara bertani) segera setelah mendengarnya; (3) sikap inovatif petani seperti diukur dengan skala inovasi, berkorelasi tinggi dengan kepemimpinan adopsi, ukuran tanah pertanian, pendidikan, kedinian pengenalan, terpaan media massa, dan sikap kosmopolit; (4) adopter awal lebih cenderung menggunakan semua media massa (radio, surat kabar, buku) daripada adopter terakhir.
Penelitian yang menggunakan model difusi informasi pada umumnya merupakan studi korelasional karena mengambil sampel dari masyarakat. Studi ini pernah merupakan “paradigma” yang paling populer baik kalangan ilmu komunikasi maupun ilmu-ilmu sosial lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar